Sebagai Muslim, kamu pasti sudah tidak asing lagi saat mendengar istilah rukun iman dan islam. Materi keagamaan tentang rukun-rukun tersebut telah dipelajari sejak kecil karena pemerintah secara khusus menyediakan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Adakalanya, hal itu dipelajari pula di TPA atau taman Alquran, bahkan dihafalkan. Namun, cukup disayangkan karena seiring majunya zaman, pelajaran tentang rukun iman maupun rukun islam mulai dilupakan oleh sebagaian orang.
Padahal, dalam pembahasan ini terletak kunci-kunci iman dan islam, yang dapat membedakan kamu dengan penganut kepercayaan lainnya. Oleh karenanya, penting untuk mengulas kembali pemahaman terkait keduanya agar guna memperbarui iman dan islam di dalam hati.
Memahami Arti Keimanan yang Kuat
Banyak ulama telah mendefinisikan tentang apa itu iman, tapi intinya, iman adalah keyakinan hati yang kuat, mendorong seseorang untuk mengakui secara lisan, dan menerapkannya dalam tindak tanduk sehari-hari.
Berangkat dari definisi tersebut, para ulama menyepakati beberapa aspek dalam agama Islam yang dipandang sebagai rukun iman. Artinya, rukun-rukun ini harus diyakini oleh seorang Muslim selaku pembukti keimanan.
Jika saja seseorang mengaku sebagai Muslim, tapi tidak meyakini kebenaran semua ajaran apa yang terkandung dalam rukun iman dan islam, berarti keimanannya bermasalah. Ini karena rukun-rukun tersebut merupakan satu paket yang menunjang bagaimana kehidupan beragama seorang Muslim.
Bahkan, ketidakyakinan terhadap rukun iman berpotensi membuat seseorang terkategori sebagai Kafir. Betapa pentingnya pengakuan itu sebab berkaitan langsung dengan akidah dan tauhid.
Rukun Iman dan Maknanya
Setelah memahami bagaimana rukun iman begitu penting dalam mempertahankan akidah dan tauhid Muslim, kamu pun perlu mengingat lagi tentang apa saja yang menjadi rukun-rukunnya.
Sekarang, mari kita pahami apa saja keenam rukun iman dan pengertiannya di bawah ini.
1. Iman Kepada Allah SWT
Tahukah kamu kenapa iman kepada Allah SWT dijadikan sebagai poin pertama dan utama dalam rukun iman?
Alasannya sederhana, sebab keimanan kita pada sesuatu yang lain di dalam rukun iman dan islam didasari oleh keyakinan akan Sang Pencipta. Mustahil kamu dapat berpegang teguh pada poin-poin selanjutnya dalam rukun iman jika belum tuntas meyakini jalan tauhid.
Bahwa, Allah adalah satu-satunya Tuhan yang patut disembah, tidak ada tandingannya, tidak ada duanya. Penekanan terhadap keimanan pada Allah telah dijelaskan secaa singkat tapi lengkap melalui Alquran surah Al-Ikhlas.
Bukti betapa kamu telah mengimani Allah sebagai satu-satunya Tuhan yakni dengan menjalani perintah-Nya serta menjauh dari semua larangan-Nya. Bukan sekadar terucap lewat lisan tapi juga harus tercermin dalam tindakan harian.
Baca juga: 30+ Nama-nama Karakter Mobile Legend yang Keren & Estetik Beserta Artinya. Enjoy!
2. Iman Kepada Malaikat
Kamu pasti sering mendengar cerita-cerita tentang malaikat sedari kecil, tapi sudahkah mengimani mereka dengan keyakinan yang kukuh? Lebih dari sekadar kisah-kisah yang diperdengarkan kepadamu sewaktu belia.
Malaikat adalah salah satu makhluk Allah yang tunduk terhadap ketetapan-Nya. Setiap malaikat memiliki tanggung jawab sendiri dan mereka akan bekerja sesuai standar tersebut.
Dalam rukun iman, setidaknya ada 10 malaikat yang wajib diyakini oleh Muslim, tapi kenyataannya jauh lebih daripada itu. Bayangkan, betapa luasnya alam semesta ini dengan segala hal yang berada pada porosnya, pastilah membutuhkan banyak malaikat untuk mengurusi-Nya.
Bukan berarti kehadiran malaikat menandakan ketidakmampuan Allah, seperti yang kerap dituduhkan oleh orang-orang ingkar. Adanya malaikat justru menekankan betapa Allah betul-betul yang menguasai segalanya dan dapat melakukan apa pun yang dikehendaki-Nya.
Pertanyaan yang Sering Diajukan
1. Syahadat
2. Shalat
3. Zakat
4. Puasa
5. Haji
1. Iman pada Allah
2. Iman pada Malaikat
3. Iman pada Kitab
4. Iman pada Rosul
5. Iman pada Hari Akhir
6. iman pada Takdir (Qada dan Qadar)
Iman artinya keyakinan yang meresap ke dalam hati dan diamalkan dalam perilaku sehari-hari.
Karena, hati dan pikiran dapat berubah-ubah, jika seorang muslim beriman maka ia akan mendekatkan diri pada Allah.
3. Iman Kepada Kitab Allah
Kitab ini mengacu pada ajaran hidup manusia yang diberikan oleh Allah melalui perantara para rasul. Dalam rukun iman dan islam selaku dua hal tak terpisahkan, setidaknya ada empat kitab yang patut diyakini. Mulai dari Taurat, Zabur, Injil, hingga yang dijadikan panutan hingga kini, Alquran.
Kitab tersebut mengandung sekumpulan pelajaran hidup dan panduan bertingkah laku sebagai manusia. Ini memuat kisah-kisah hikmah yang dapat menguatkan keimanan seorang Muslim.
4. Iman Kepada Nabi dan Rasul
Nabi dan rasul hanyalah manusia biasa sama seperti dirimu, ini poin utama yang harus dimengerti. Mereka unggul karena menjadi manusia pilihan yang diutus Allah untuk menyebarkan kebaikan dan ajaran-Nya.
Nabi dan rasul bisa sakit, kesusahan, bahagia, bahkan meninggal, tapi sepanjang hidup mereka, diisi oleh keimanan kepada Allah. Riwayat hidup para nabi dan rasul ini diharapkan akan menjadi contoh bagi manusia pada umumnya.
5. Iman Kepada Hari Akhir
Hari kiamat itu nyata dan pasti terjadi suatu saat nanti, inilah yang harus ditanamkan dalam dada-dada Muslim. Dengan meyakini adanya hari akhir, di mana semua perbuatan menerima balasan, kamu dapat lebih berhati-hati selama hidup di dunia.
Hari akhir adalah pengingat yang bagus ketika iman di dadamu melemah, lalu kamu punya kecenderungan untuk menyeleweng dari ajaran dalam Alquran selaku kitap penyempurna.
6. Iman Kepada Qada dan Qadar
Hal yang sering terlupakan tentang keimanan kepada qada qadar yakni tidak mengintegrasikannya dengan rukun iman yang lima. Padahal, keimanan ini berangkat dari keyakinan terhadap Allah, malaikat, kitab-Nya, nabi dan rasul, termasuk hari akhir.
Artinya, qada dan qadar, yang sering dirangkum dalam istilah sederhana yakni takdir, tidak terlepas dari pertanggung jawaban di akhirat. Pada dasarnya, ada takdir yang kamu kuasai, tapi ada pula yang tidak kamu kuasai.
Apa-apa yang tidak kamu kuasai atau tidak dapat diikhtiarkan, seperti lahir di mana, ini tidak akan dihisab. Sebaliknya, hal-hal yang kamu kuasai, seperti bagaimana bersikap pada orang tua, ini pasti dihisab di hari akhir kelak.
Rukun Islam dan Maknanya
Rukun iman dan islam, seperti telah disinggung, merupakan satu-kesatuan. Beres dengan keyakinan dalam rukun iman, kamu perlu membuktikannya melalui ibadah praktis di rukun islam.
Rukun islam mengacu pada apa-apa yang melengkapi keislaman kamu, di mana tanpanya keyakinanmu sebagai Muslim patut ditinjau kembali. Apa yang terkandung di dalamnya wajib untuk diyakini lantas dibuktikan melalui perbuatan.
Adapun lima rukun islam yang harus kamu pahami dengan sebaik-baiknya sebagai berikut.
1. Syahadat
Syahadat berarti mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan dan mengakui Muhammad sebagai utusan-Nya. Ini erat kaitannya dengan rukun iman, yang dibuktikan dengan mengikuti ajaran dari Rasulullah.
2. Salat
Selepas mengimani syahadat, kamu harus menegakkan tiang agama yakni salat. Salat didefinisikan sebagai ibadah rutin harian, tetapi ada pula yang mengartikannya secara luas yakni ketaatan atau penyerahan diri kepada Allah.
3. Zakat
Ada hak orang lain dalam setiap harta yang kamu kumpulkan, di mana dalam rukun iman dan Islam, regulasi terkait hal ini diatur. Berangkat dari keyakinan terhadap Alquran, kamu diminta untuk membayar zakat jika telah mencapai nisab tertentu.
4. Puasa
Puasa, atau dikenal pula dengan definisi menahan diri, yang wajib dilakukan setiap bulan Ramadan. Ada pula puasa-puasa sunah di luar Ramadan, seperti Senin dan Kamis, Daud, dan lain sebagainya.
Puasa bukan hanya membatasi diri dari mengonsumsi makanan dan minuman. Lebih dari itu, kamu perlu memanajemen syahwat selama menjalankan puasa.
5. Naik Haji
Bagi yang mampu, inilah highlight yang ada dalam rukun islam kelima. Hanya diperuntukan bagi mereka dengan kemampuan fisik, mental, dan materiel. Artinya mampu pergi beribadah ke tanah suci dengan segala sumber daya yang ada.
***
Itulah pembahasan terkait rukun iman dan islam yang seharusnya dipahami Muslim. Lebih dari sekadar konsep keagamaan, sudah sepatutnya diamalkan dalam tindakan.