Bagaimana lafal doa setelah salat Witir? Salat Witir sering dipahami sebagai penutup dari salat-salat yang dilakukan di hari itu.
Padahal, tidak mengapa, bagi orang yang salat Witir di awal malam atau di tengah malam untuk mengerjakan salat sunnah lain yang diinginkan setelahnya.
Walaupun memang, lebih afdal jika kamu menjadikan Witir sebagai salat terakhir di malam hari.
Dalam hal ini, kamu tidak diperkenankan mengulang Witir. Jika telah melaksanakannya di awal malam, maka itu sudah cukup.
Hanya saja, jika ingin menerapkan doa setelah salat Witir itu lebih bagus lagi. Kamu dapat bermunajat sambil menyampaikan permohonan kepada Allah lewat bait-bait doa tersebut. Berharap apa pun yang kamu inginkan akan dikabulkan, cepat atau lambat.
FAQ/ Pertanyaan yang Sering Muncul Tentang Salat Witir
Jika kamu ingin mempelajari tata cara salat Witir, pastinya sudah sadar bahwa ibadah ini sedikit berbeda dibanding salat harian yang lainnya. Salat Witir dapat dibilang agak bermasalah karena Nabi Muhammad mengajarkan kepada kita berbagai cara untuk menyelesaikannya.
Hal ini, mau tidak mau, menimbulkan problemik tentang mana tata cara salat Witir yang benar?
Jawabannya sederhana, sebenarnya tidak ada jalan yang benar. Jika ada, tentunya tidak akan ada diskusi atau ketidaksepakatan. Dalam hal ini, cara melakukan salat Witir menyesuaikan dengan konsep fikih yang kamu ikuti.
Selama disandarkan pada hadits Sahih dan dilakukan sesuai dengan ajaran Alquran, tidak ada konsep fikih yang lebih benar dibanding yang lain. Kadang, ini bahkan lebih kepada persoalan preferensi. Pastinya, kamu selalu dapat melaksanakan doa setelah salat Witir jika menginginkannya.
Untuk memahami terkait salat Witir lebih dalam, barangkali kamu perlu tahu jawaban atas beberapa bertanyaan berikut.
1. Hukum Salat Witir Sunah atau Wajib?
Sejatinya, terdapat perbedaan pendapat tentang wajib atau tidaknya pelaksanaan salat Witir.
Ada yang menghukuminya wajib, di mana ketika sengaja melewatkannya kamu telah melakukan perbuatan tercela. Hanya saja, konsekuensinya tidak separah bila kamu melewatkan shalat fardhu.
Di sisi lain, ada yang berpendapat bahwa salat Witir adalah sunnah atau lebih dikenal sebagai ibadah yang dipraktikkan Nabi Muhammad.
Kemudian, terbagi dua macam pendapat lagi atas salat sunnah, yang pertama Rasulullah salat secara rutin atau dikenal dengan Muakkadah (misalnya shalat Idul Fitri). Kedua, salat yang kadang-kadang ditinggalkan Nabi, atau Ghair Muakkadah.
Jika berpedoman pada ijtihad Imam Abu Hanifah, kamu akan mengambil hukum salat Witir sebagai wajib. Di satu sisi, tiga imam lainnya menganggap salat ini sebagai sunnah al-muakkadah sesuai dengan hadits yang menegaskan bahwa itu bukanlah kewajiban.
Baik kamu mengambil hukum wajib maupun sunah, senantiasa ada kesempatan untuk memanjatkan doa setelah salat Witir. Sebaiknya kamu tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut
2. Berapa Rakaat Salat Witir?
Kesepakatan di antara para ahli hukum fikih adalah Witir harus diselesaikan dalam jumlah rakaat ganjil, tidak boleh genap. Ini bisa berarti boleh satu rakaat, tiga, lima, tujuh, atau malah sembilan. Amalan yang paling umum ditemukan yakni salat Witir tiga rakaat dan, sering kali ada dua cara untuk menyelesaikannya.
- Cara pertama adalah salat tiga rakaat tanpa duduk untuk tashadud pada rakaat kedua.
- Kamu bisa salat Witir dua rakaat dengan tashadud dan taslim. Kemudian dilanjutkan dengan satu rakaat lagi dengan tashadud dan taslim.
Semua itu adalah sunnah Nabi Muhammad untuk melaksanakan salat dua per dua bagian, serta menyelesaikan witir dengan satu rakaat sehingga jumlah rakaatnya ganjil.
Dalam hadits lain, disebutkan pula bahwa Nabi salat lima, tujuh, bahkan sembilan rakaat untuk satu rangkaian salat tanpa memisahkannya dengan taslim. Namun, berapa pun rakaatnya, pastikan kamu menyempatkan diri melaksanakan doa setelah salat Witir.
3. Bagaimana Salat Witir Dilaksanakan di Makkah dan Madinah?
Sebagai Muslim Indonesia, kamu mungkin pernah bertanya-tanya terkait tata cara pelaksanaan salat Witir di Makkah dan Madinah selaku kota suci umat Islam. Sebenarnya tidak terdapat banyak perbedaan dengan pelaksaan Witir di belahan bumi lainnya, tapi memang di sana mengadopsi pendapat Syafi’i.
- Imam akan salat dua rakaat seperti biasa.
- Imam kemudian memulai salat baru untuk satu rakaat. Membaca Al-Qur’an dengan lantang dan membungkuk untuk ruku secara teratur.
- Imam akan mengatakan samiallah huliman hamidah dan bangkit dari ruku. Setelah pembacaan rabbana lakal hamd, Imam akan mengangkat tangannya dan memulai doa.
- Imam akan terdengar membaca qunut “Allahumma ihdini fiman hadayt …”, para jamaah di belakangnya dapat mengucapkan Aamiin.
- Setelah selesai qunut, Imam akan menyelesaikan salat seperti biasa.
Di Indonesia sendiri, tata caranya mirip seperti pelaksanaan di Makkah dan Madinah. Hanya saja, di negara ini, biasanya Imam akan memimpin doa setelah salat Witir yang diikuti oleh para jamaah.
Olah karenanya, saat kamu ikut melaksanakan salat Witir di masjid, seperti pada bulan Ramadan, sebaiknya jangan melamun selepas salam. Ikutlah berdoa dengan harapan keberkahan hidup selalu menyertaimu.
Baca juga: Rukun Iman dan Rukun Islam yang Wajib Dipahami Muslim
Pentingnya Doa Setelah Salat Witir
Sejak kecil, kita sudah diajarkan untuk selalu berdoa usai melaksanakan salat. Lebih luas lagi, doa dilakukan setiap kali hendak berbuat sesuatu meskipun sekadar membaca basmalah. Tahukah kamu mengapa ajaran semacam itu diwariskan dari generasi ke genarasi?
Alasannya sederhana, doa merupakan amalan sunah yang kerap dilakukan oleh para Nabi dan Rasul sebelum memulai sesuatu. Melalui doa, diharapkan tindakan dapat berbuah pahala serta diridai oleh Allah.
Melaksanakan doa bukan berarti keinginan kamu serta-merta terkabul, seperti halnya mantra sihir di dalam serial fantasi. Bukan demikian, doa sejatinya hanyalah amalan sunnah sebagaimana puluhan amalan sunnah lainnya dalam ajaran Islam.
Lantas, apa yang membedakan orang yang tidak berdoa dengan mau melakukan doa?
Ini terletak pada pahala dan keberkahan di balik tindakan yang hendak dilakukan. Jika suatu aktivitas diawali doa, maka berpotensi membawa pahala dan keberkahan, Allah meridainya. Sementara tidak diiringi dengan doa, maka pahala dan keberkahan berpotensi hilang daripadanya.
Sepenting itulah doa, termasuk pula dalam urusan doa setelah salat Witir, yang berbunyi:
Arab:
Latin:
Terjemahan:
Baca juga: Puasa Tanggal Berapa? Cek Dulu Jadwal Sidang Isbat Ramadan 2023
Pada dasarnya, dalam beberapa riwayat dikatakan bahwa doa di sepertiga malam benar mustajab, lantas semisal kamu memutuskan untuk Salat Witir di akhir waktu selepas Tahajud dan berdoa, itu tidak serta-merta membuat doamu dikabulkan.
Namun, setidaknya, kamu telah melaksanakan sunnah dan berpotensi memperoleh pahala di sisi Allah. Bukankah harapan hidup di dunia adalah untuk mengumpulkan amalan baik sebanyak-banyaknya?
Dengan berdoa, artinya kamu telah melakukan satu kebaikan untuk dirimu sendiri. Kebaikan-kebaikan yang kecil ini, pada suatu titik, akan berkumpul dan menjadi penambah amal saleh sebagai perbekalan di hari akhir nanti.
Bagaimanapun, tidak ada ruginya bila kamu memulai doa sebelum melakukan sesuatu, atau bahkan setelah menunaikan suatu hajat, seperti selepas salat Witir.
Akhirnya, doa setelah salat Witir menjadi salah satu momentum di mana kamu memanjatkan banyak hal pada Allah. Barangkali satu di antara banyaknya doa-doa ini akan terkabul dalam waktu dekat, jadi tetaplah berdoa!