Membaca Niat Puasa Tarwiyah sangat penting saat beribadah puasa di bulan Dzulhijjah. Puasa merupakan salah satu ibadah yang biasa dilakukan oleh umat Islam. Baik di bulan Ramadhan maupun di bulan-bulan lainnya sebagai bentuk amalan kepada Allah SWT.

Salah satu puasa yang biasa dilakukan oleh umat Islam di bulan Zulhijah, tepatnya di tanggal delapan.

Menurut hadis riwayat Ibnu Hibban, menyatakan bahwa puasa Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun dan puasa Arafah menghapus dosa dua tahun.

Oleh karena itu, pada tanggal delapan Zulhijah, mayoritas umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan berbondong-bondong untuk melaksanakan ibadah puasa Tarwiyah.

Lalu, bagaimana cara melaksanakan ibadah puasa Tarwiyah? Apa niat yang perlu dilafalkan? Apa saja hal yang perlu diperhatikan pada saat melaksanakan ibadah puasa Tarwiyah?

Untuk dapat memahami hal-hal tersebut, maka kamu perlu menyimak artikel ini sampai akhir.

Apa itu Puasa?

Sebagai seorang umat Islam, tentunya kamu sudah tidak asing lagi jika mendengar kata Puasa.

Namun, tahukah kamu apa yang dimaksud dengan puasa apabila ditinjau dari segi bahasa dan istilah? Puasa dari segi bahasa berarti menahan diri.

Di sisi lain, menurut istilah puasa berarti menahan diri dari nafsu. Baik itu makan, minum, maksiat (perbuatan tercela), maupun hal-hal yang membatalkan puasa lainnya.

Mulai dari terbit fajar sampai dengan terbenamnya matahari di kala senja yang dilakukan atas dasar ingin beribadah kepada Allah SWT.

Puasa merupakan salah satu bentuk ibadah yang biasa dilakukan oleh umat Islam. Baik, di waktu-waktu tertentu maupun di hari-hari yang lain yang diperbolehkan untuk melaksanakan ibadah puasa.

Puasa juga memiliki banyak jenisnya, mulai dari puasa wajib sampai dengan puasa sunnah.

Beberapa contoh puasa wajib yang harus ditunaikan sebagai bentuk pelaksanaan kewajiban sebagai seorang muslim.

Antara lain seperti puasa Ramadhan, puasa Qadha (pengganti), maupun puasa Nazar (janji).

Adapun, beberapa contoh puasa sunnah yang biasa dilakkukan oleh umat Islam dalam rangka menambah amal ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Di antaranya  seperti puasa Arafah, puasa Tarwiyah, puasa Senin Kamis, puasa Yaumul Bidh, dan lain sebagainya.

Setelah mengetahui pengertian puasa dan jenis-jenis puasa yang biasa dilakukan oleh umat Islam.

Maka, kini saatnya kamu mulai mengulik dan memahami lebih dalam tentang puasa tarwiyah. Serta, bagaimana tata cara dan niat yang perlu dilakukan.

Baca juga: Doa Setelah Salat Witir Lengkap dengan Arab, Latin, dan Terjemahannya

Apa itu Puasa Tarwiyah?

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, puasa Tarwiyah merupakan salah satu jenis puasa sunnah yang dilakukan oleh umat Islam.

Baik, laki-laki maupun perempuan pada bulan Zulhijah di hari kedelapan. Beberapa orang sering kesulitan dalam membedakan puasa Arafah dan Puasa Tarwiyah.

Pasalnya, kedua jenis puasa sunnah ini sama-sama dilakukan di bulan Zulhijah dan dilaksanakan secara bergantian, yakni puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Zulhijah.

Sedangkan, puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Zulhijah. Jadi, secara sederhana hal-hal yang membedakan kedua jenis puasa sunnah ini adalah waktu pelaksanaannya.

Apa saja Syarat Wajib dan Syarat Sah dalam Menjalani Puasa?

Dalam menunaikan ibadah puasa dengan baik dan benar, maka kamu perlu memahami apa saja syarat wajib dan syarat sah dalam menunaikan ibadah puasa.

Hal ini diperlukan agar ibadah puasa yang kamu jalani dapat berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan syariat Islam yang telah ditentukan.

1.    Syarat Wajib Puasa

Seseorang dikatakan wajib untuk melaksanakan ibadah puasa ketika memenuhi beberapa syarat wajib puasa Di antaranya seperti:

  • Beragama Islam
  • Sudah baligh
  • Berakal
  • Sehat rohani dan jasmani
  • Dalam keadaan suci dari hadas dan najis
  • Serta sanggup dan mampu untuk melaksanakan ibadah puasa mulai dari terbit fajar sampai dengan terbenamnya matahari.

2.    Syarat Sah Puasa

Seseorang dapat dikatakan sah dalam melaksanakan puasa apabila berhasil memenuhi beberapa syarat sah puasa, diantaranya seperti:

  • beragama Islam dan tidak murtad (keluar dari Islam
  • mumayyiz (bisa memahami dan membedakan perbuatan baik dan buruk)
  • suci (sedang tidak haid, nifas, atau terkena najis),
  • melaksanakan puasa di waktu-waktu yang diperbolehkan.

3.    Waktu yang Haram untuk Berpuasa

Adapun, hari-hari yang dilarang untuk berpuasa, diantaranya seperti:hari raya Idul Fitri (1 Syawal), hari raya Idul Adha (10 Zulhijah), dan hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijah).

Selain itu, beberapa ketentuan juga melarang apabila hanya berpuasa satu hari di hari Jumat tanpa adanya sebab yang jelas. Atau, tanpa didahului berpuasa di hari sebelumnya ataupun berpuasa di hari sesudahnya.

Meskipun demikian, tidak semua ulama mengharamkan puasa pada hari Jumat saja.

Ada sebagian ulama yang memperbolehkan puasa hanya di hari Jumat, tetapi hukumnya makruh.

Niat sebagai Rukun Puasa

Apa Bacaan niat puasa tarwiyah?

نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillaahi ta’aalaa
Artinya: Saya niat puasa sunah Tarwiyah karena Allah taalaa

Bagaimana niat puasa tarwiyah dan Arafah?

Aku berniat puasa Arafah, sunah karena Allah ta’ala.”
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Tarwiyah esok hari karena Allah

Niat puasa tarwiyah di dibaca kapan?

Waktu untuk membaca niat puasa Tarwiyah ini dapat dilakukan pada malam hari sebelum hari puasa.
Atau, bisa juga dibaca waktu pagi hari saat puasa sebelum mulai beraktivitas.

Dalam menunaikan ibadah puasa terdapat rukun-rukun yang perlu ditunaikan oleh umat Islam.

Salah satu rukun puasa yang perlu dilakukan oleh umat Islam sebelum menunaikan ibadah puasa adalah melafalkan niat, baik secara langsung melalui lisan atau niat dari dalam hati.

Dalam hal ini, pembacaan niat puasa dapat dilakukan pada malam hari sebelum tidur sampai dengan sebelum terbit fajar pada hari berikutnya dimana umat Islam mulai berpuasa.

Baca juga: Rukun Iman dan Rukun Islam yang Wajib Dipahami Muslim

Niat Puasa Tarwiyah

Setelah membaca pembahasan diatas, tentunya kamu lebih mengetahui dan memahami hal-hal yang perlu ditunaikan saat menjalankan puasa secara umum.

Seperti pemenuhan syarat sah dan syarat wajib, melaksanakan rukun shalat, dan lain-lain.

Jika telah demikian, kini saatnya kamu belajar lebih spesifik tentang cara menunaikan ibadah puasa, terutama puasa Tarwiyah.

Sebenarnya niat itu seperti apa? Bagaimana cara melafalkannya dan apa artinya?

Lalu, apakah terdapat perbedaan pelafalan niat apabila dilakukan pada malam hari dengan pelafalan pada saat pagi hari sebelum fajar?

Simak pada pembahasan di bawah ini!

A. Niat Puasa Tarwiyah di Malam Hari

Niat puasa dapat kamu lakukan di rentang dua selang waktu berikut, yakni pada saat malam hari sampai dengan pagi hari sebelum fajar. Adapun, cara pelafalan niat , antara lain sebagai berikut.

Pada saat malam hari, niat yang bisa dilafalkan, antara lain sebagai berikut.

Versi Arab

Versi Latin

Adapun, apabila dituliskan dalam latin, lafal bacaan niat pada malam hari dapat dituliskan, sebagai berikut.

“Nawaitu shauma ghadin’an adaai sunnati yaumit tarwiyati lillahi ta’alaa”

Terjemahan

Adapun, terjemahan dari pelafalan niat diatas adalah sebagai berikut.

“Pada hari besok, saya berniat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah SWT”.

Baca juga: Puasa Tanggal Berapa? Cek Dulu Jadwal Sidang Isbat Ramadan 2023

B. Niat Puasa Sunnah Tarwiyah di Pagi Hari

Pada saat pagi hari sebelum terbitnya fajar, niat yang bisa dilafalkan, antara lain sebagai berikut.

Versi Arab

Versi Latin

Adapun, apabila dituliskan dalam latin, lafal bacaan niat Tarwiyah pada pagi hari sebelum tiba fajar dapat dituliskan, sebagai berikut.

“Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta’alaa”.

Terjemahan

Adapun, terjemahan dari pelafalan niat puasa Sunnah tarwiyah diatas adalah sebagai berikut.

“Saya berniat puasa sunnah Tarwiyah, karena Allah SWT”.

Demikian penjelasan kali ini tentang niat puasa Sunnah Tarwiyah yang dilakukan pada bulan Dzulhijjah. Semoga menambah ketakwaan dan pahala kita saat musim bulan haji.

Author